Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Bulukumba, Di usia lebih dari 90 tahun, Nenek Cani masih harus berjuang menjalani hari-hari penuh keterbatasan. Lansia asal Dusun Loka, Desa Tamaona, Kecamatan Kindang, Kabupaten Bulukumba ini tinggal di sebuah rumah tua bersama dua putrinya yang juga menyandang disabilitas.

Pimpinan Baznas Bulukumba, Muhammad Yusuf Shandy menyamapaiman, bahwa dejak beberapa tahun terakhir, penglihatan Nenek Cani hilang total. Kini ia hidup dalam keadaan buta dan hanya mengandalkan kedua putrinya, Bacce dan Ranni.

"Namun, kondisi mereka pun sama beratnya. Bacce (50 tahun)  lumpuh sejak kecil dan hanya bisa berdiam di rumah, sedangkan Ranni (40-an tahun) mengalami disabilitas intelektual," katanya, Senin 21 September.

Meski begitu, Ranni tetap menjadi tulang punggung keluarga. Dengan segala keterbatasannya, ia bekerja sebagai buruh tani dan membantu tetangga sekitar. Dari jerih payahnya, ia hanya mendapat upah seikhlasnya, yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka bertiga.

"Mereka tinggal di rumah sederhana yang kondisinya jauh dari layak huni. Atap bocor, dinding lapuk, serta tiang dan balok yang rapuh menjadi keseharian mereka," jelasnya.

Bahkan lantai semen yang ada hanya ditutup plastik yang kini sudah banyak sobek. Di tengah kehidupan yang serba sulit, kebutuhan mendesak seperti kursi roda, pangan, dan bantuan pokok lainnya sangat berarti bagi keluarga kecil ini.

Kursi roda yang disalurkan oleh Baznas Bulukumba,  menjadi harapan baru bagi Nenek Cani untuk bisa beraktivitas lebih layak di usia senjanya.

Kisah Nenek Cani menjadi potret nyata bahwa di pelosok Bulukumba masih ada warga yang membutuhkan uluran tangan.

Dukungan pemerintah dan kepedulian masyarakat diharapkan dapat menghadirkan senyum dan harapan baru bagi Nenek Cani bersama kedua putrinya.